Paus Fransiskus Minta Dimakamkan di Luar Vatikan

Paus Minta Dimakamkan di Luar Vatikan
Potret terakhir Paus Fransiskus pada Hari Paskah, Minggu (20/4) (Foto: REUTERS/Yara Nardi)

Kota Vatikan – Paus Fransiskus telah menyatakan keinginan untuk dimakamkan dalam sebuah peti kayu sederhana dan memilih lokasi pemakamannya di luar Vatikan. Dengan keputusan ini, Ia akan menjadi paus pertama dalam lebih dari seratus tahun yang tidak dimakamkan di dalam Vatikan.

Umumnya, para paus yang meninggal dunia dimakamkan di gua-gua bawah tanah di bawah Basilika Santo Petrus di Vatikan. Namun, seperti dilaporkan oleh CNN dan Reuters pada Senin (21/4/2025), Paus Fransiskus memilih Basilika Santa Maria Maggiore, yang terletak di seberang Sungai Tiber di Roma, sebagai tempat peristirahatan terakhirnya.

Keputusan ini telah diungkapkannya jauh sebelum kematiannya, yaitu pada bulan Desember 2023. Ia menyatakan keinginan untuk mendobrak tradisi dan memilih untuk dimakamkan di luar Vatikan dengan alasan merasakan “hubungan yang sangat kuat” dengan basilika tersebut.

Paus Fransiskus sering mengunjungi Basilika Santa Maria Maggiore pada setiap Minggu pagi untuk menghormati Perawan Maria, serta berdoa di sana sebelum dan setelah setiap perjalanan luar negeri.

“Saya ingin dimakamkan di Santa Maria Maggiore. Itu adalah pengabdian saya yang besar,” ungkapnya saat itu. Meskipun tujuh paus sebelumnya juga dimakamkan di lokasi yang sama, Paus Fransiskus akan menjadi yang pertama sejak Leo XIII, yang meninggal pada tahun 1903, yang tidak beristirahat di Basilika Santo Petrus. Diketahui bahwa sekitar 91 paus lainnya terletak di sana.

Tahun lalu, Ia menekankan keinginannya untuk menyederhanakan upacara pemakaman yang biasanya rumit yang diadakan untuk para pendahulunya. Kemudian, menurut ritus resmi baru yang diterbitkan oleh Vatikan pada November 2024, Paus Fransiskus memutuskan untuk meninggalkan praktik berabad-abad yang menyatakan bahwa para paus yang meninggal dimakamkan dalam tiga peti jenazah berturut-turut, yang terbuat dari kayu cemara, timah, dan ek.

Dalam rencana pemakamannya, Ia memilih untuk menggunakan satu peti jenazah yang terbuat dari kayu sederhana yang dilapisi seng. Selain itu, ia tidak akan disemayamkan di atas panggung tinggi atau catafalque di Basilika Santo Petrus untuk dilihat oleh para pelayat, seperti praktik yang dilakukan untuk para paus sebelumnya. Walaupun pelayat tetap dapat memberikan penghormatan terakhir, jenazahnya akan tetap berada di dalam peti dengan bagian tutupnya terbuka.

Kabar mengenai meninggalnya Paus Fransiskus yang berusia 88 tahun diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Vatikan, dalam sebuah pernyataan video di saluran televisi Vatikan. Farrell menyatakan bahwa Paus Fransiskus “telah pulang ke rumah Bapa” pada hari Senin (21/4) pagi, sekitar pukul 07. 35 waktu setempat.

Kepergian Paus Fransiskus, yang menjadi paus pertama dari Amerika Latin pada tahun 2013 dan merupakan salah satu paus tertua dalam sejarah Gereja Katolik Roma, terjadi beberapa minggu setelah ia dirawat di rumah sakit di Roma karena pneumonia yang mengancam kedua paru-parunya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *